Kamis, 06 Oktober 2011

AYAT-AYAT TERKAIT HUJAN DAN AIR DALAM ALQURAN dan TAFSIRNYA

KATA PENGANTAR
            Bismillah hirobil alamin, tidak lupa selalu, rasa syukur yang tertanam dalam diri kami akan senantiasa memancar kuat untuk Tuhan pencipta alam, Tuhan yang maha tahu, Tuhan yang maha kuasa, Allah ‘Aza wajalla. Senantiasa mencurahkan hdayah serta inayahnya yang amat banyak dan murah sekali terhadap kita semua, menjadikan sehat riang dalam menjalani sisa jatah kehidupan di dunia ini, yang sangat dapat dipastikan tidak mungkin kita dapat berpuat apapun selain arna curahan hidayah dan inayah-Nya. Tak lupa juga sholawat serta salam selalu kita haturkan kepada nabi junjungan kita nabiyuna Muhammad SAW yang telah mengajarka banyak sekali cara dan metode-metode menghadapi banyak sekali persoalan terkait banyak hal yang tentu itu menjadi sunah kita untuk mengikuti beliau dan semoga kelak beliau berkenan memilih hamba-hamba ini tergolong yang mendapatkan syafaatnya dan bersama-sama bermukim di surha-Nya Allah SWT amin.
            Selanjutnya, kami menghaturkan beribu rasa trimakasih kepada rekan, sahabat, maupun semua pihak yang sudah turut mendukung atas selesainya penyusunan hasil karya tulis yang insyaAllah penting ini, tentu tidak luput dari dukungan-dukungan yang mandorong semangat dan motivasi yang tinggi terkait penyusunan karya ini, tak lupa juga khusus kepada Bpk Afda  Waiza yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengembangkan ilmu yang sebenarnya sudah ada embrio utamanya dalam diri kami yang kemudian di asah dan dituangkan ke dalam karya ini, agar menambah wawasan dan pengetahuan terkait makalh ini.
            Akhir kata, al-Insanu makhalul khata’ wan nisyan. Maka dibalik keseriusan dan usaha keras saya dalam pembuatan karya tulis ini pasti masih adanya kesalahan-kesalahan, maka kami meminta maaf atas khilaf dan kekurangan yang ada dalam karya tulis ini. Tak lupa kami sangat mengharapkan masukan dan tambahan dari semua pihak terkait agar lebih baik dan komprehensif dalam banyak hal terkait karya tulis ini.

            Sleman 27  maret 2011
Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
            PENDAHULUAN
BAB II
1. AYAT-AYAT TERKAIT HUJAN DAN AIR DALAM ALQURAN
a.      Surat Al-Anbiya’ ayat 30
b.      Surat Al-Mu’minun ayat 18
c.       Surat An-Nahl ayat 65
d.      Ayat-ayat lain terkait hujan dan air
2. KONTEKSTUALISASI AYAT DAN BUKTI ILMIAH
3. MUQORONATUL TAFSIR
BAB III
            KESIMPULAN dan PENUTUP
            DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an senantiasa menjadi tema yang banyak dikaji oleh para pemikir baik didalam internal Islam maupun eksternal Islam dari masa kemasa, al Quran membuktikan dirinya sebagai hudan linnas. Sangat banyak hal yang dapat kita ambil hikmah dari al-Quran, termasuk diantaranya kajian terkait isi dan tafsirnya.
Al-quran shahihun likulli zaman wa makan, maka banyak hal yang terkadang kita bingung mancari akar itu muncul dan jalan keluar untuk mengetahui lebih dalan dan menyikapinya, namun al Quran sangatlah komprehensif saat dibenturkan dengan hal-hal yang muncul dalam kehidupan kita yang barangtentu dilengkapi dengan sunah-sunah nabi dan kitab-kitab tafsir yang banyak sekali menyebar di banyak kalangan.
Karya tulis atau makalah ini disusun guna dengan tujuan agar memudahkan kita untuk mengetahui banyak hal terkait hubungan Air dan Hujn dengan al-Quran menjawab itu yang kita akan mengguakan pendekatan kutab-kitab tafsir sebagai pokoknya dan di lengkapi buku-buku kealaman.
Air dan Hujan, kadang orang bingung memahami dan mencari-cari sebenarnya bagaimana siklus air itu kok tidak perna habis baik melalui sumur atau mata air dan hujan yang turun, coba kita tengok ayat berikut :
§NèO ÎAù'tƒ .`ÏB Ï÷èt/ y7Ï9ºsŒ ×P%tæ ÏmŠÏù ß^$tóムâ¨$¨Z9$# ÏmŠÏùur tbrçŽÅÇ÷ètƒ ÇÍÒÈ
49.  Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur."(yusuf :49)

uqèd üÏ%©!$# tAtRr& šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ( /ä3©9 çm÷ZÏiB Ò>#tx© çm÷ZÏBur ֍yfx© ÏmŠÏù šcqßJŠÅ¡è@ ÇÊÉÈ
10.  Dia-lah, yang Telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. (an-Nahl :10)[1]

Îûur ÇÚöF{$# ÓìsÜÏ% ÔNºuÈq»yftGB ×M»¨Zy_ur ô`ÏiB 5=»uZôãr& ×íöyur ×@ŠÏƒwUur ×b#uq÷ZϹ çŽöxîur 5b#uq÷ZϹ 4s+ó¡ç &ä!$yJÎ/ 7Ïnºur ã@ÅeÒxÿçRur $pk|Õ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ Îû È@à2W{$# 4 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqè=É)÷ètƒ ÇÍÈ
4.  Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (ar-Ra’du: 4)[2]






AYAT-AYAT TERKAIT HUJAN DAN AIR DALAM ALQURAN dan TAFSIRNYA

1.Surat Al-Anbiya’ ayat 30
1.     óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ
30.  Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?[3]
            Pada ayat-ayat ini Allah menyuruh mereka untuk memperhatikan alam yang terbentang dihadapan mereka, yang mengandung bukti-bukti tentang adanya Allah dan kekuasan-Nya yang tak terbatas. Jika mereka mau memperhatikan alam ini, niscaya mereka akan sampai kepada kesimpulan bahwa tiadalah sepatutnya mereka menyembah kepada selain allah, berupa patung, berhala, batu, pohon, dan sebagainya yang tiada mempunyai kekuasaan seperti kekuasaan allah yang menciptakan alam semesta ini.
Asbabun nuzul ayat
Setelah usaha kami untukmencari asbabun  nuzulnya ayat ini, tidak kami temukan
Arti kata penting
$yJßg»oYø)tFxÿsù  (kemudian kami pisahkan) kami jadikan langit tujuh lapis dan bumi tujuh lapis pula. [4]
Tafsir ayat
Ayat ini mengajak kaum musrik untuk menggunakan nalar mereka guna sampai kepada kesimpulan yang sama dengan apa yang dikemukakan itu. Nalar mereka digugah oleh ayat diatas dengan mnyatakan : dan apakah orang-orang yang kafir belum juga menyadari apa yang telah kami jelaskan melalui ayat yang lalu dan tidak melihat, yakni menyaksikan dengan mata hati dan pikiran sejelas pandangan mata bawha langit dan bumi keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduanya. Dan kami jadikan dari air yang tercurah dari langit, yang terdapat dalam bumi dan yang terpancar dalam bentuk seperma segala sesuatu hidup. Maka apakah mereka buta sehingga mere tidak juga beriman tentang keesaan dan kekuasaan Allah swt.? atau  belum juga percaya bahwa tidak ada satupun dari makhluk yang terdapat dilangit dan dibumi yang wajar dipertuhankan ?
Kata rataqon  dari degi bahasa berarti terpadu, sedang kata fataqnahuma terambil dari kata fataqa  yang bererti terbelah/terpisah berbeda-berbeda pendapat ulama tentang maksut firmannya ini. Ada yang memahaminya dalam arti langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan yang terpadu. Hujan tidak turun dan bumipun tidak ditumbuhi pepohonan, kemudian Allah membelah langit dan bumi dengan jalan menurunkan hujan dari langit dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di bumi. Adalagi yang berpendapat bahwa bumi dan langit tadinya merupakan sesuatu yang utuh yang tidak  berpisah, kemudian Allah pisahkan dengan mengangkat langit keatas dan membiarkan bumi tetap ditempatnya berada dibawah lalu memisahkan keduanya dengan udara.
Thabathaba’i memahami kandungan ayat ini sebagai bantahan terhadap para penyembah berhala yang memisahkan antara pebciptaan dan pengaturan alam raya. Menurut meraka, Allah adalah pencipta, sedang tuhan-tuhan yang mereka sembah, adalah pengatur. Nah, ayat ini menyatukan penciptaan dan pengaturan dibawah satu kendali, yakni kendali Allah swt.  “sampai sekarang-tulis Thabayhaba’i-kita masih terus menyaksikan pemisahan bagian-bagian bumi didarat dan diudara; pemisahan aneka jenis tumbuhan dari bumi, aneka binatang dari binatang, manusia dari manusia dan nampak bagi kita yang terpisah itu, lahir dalam b entuk yang baru serta ciri-ciri yang berbeda setelah terjadinya pemisahan. Langit dengan segala benda-benda angkasa yang terdapat disana, keadaannypun seperti keadaan satuan-satuan yang disebut diatas.  Benda-benda langit dan bumi tempat kita berpijak demikian juga halnya. Hanya saja karena keterbatasan usia kita maka, kita tidak dapat menyaksikan keadaan langit dan bumi seperti apa yang kita sakssikan pada bagian-bagian kecilnya. Kita dapat menyaksikan pembentukan dan kehancurannya, tetapi betapapun demikian, harus diakui bahwa baik planet-planet dilangit maupun dibumi, serta bagin-bagiannya yang terkecil, semua adalah materi, sehingga semua –yang kecil atau yang besarr- secara umum sama dalam hukum-hukumnya.” Demikian lebih kurang Thabathaba’i, yang kemudian berkesimpulan bahwa terulangnya berkali-kali apa yang kita lihat pada rincian benda-benda atau kehidupan dan kematian apa yang terdapat dibumi dan dilangit, menunjukkan bahwa suatu ketika langit dan bumi pernah merupakan kesatuan (gumpalan) tanpa pemisaham bumi dari langit, kemudaian atas kehendak Allah, keduanya dipisahkan, atas keendak dan dibawah pengaturan dan kendali Allah sang pencipta agung itu.
            Firmannya, wajangalna min al-ma’i kulli syai’in hayin / kami jadikan dari air sesuatu hidup, diperselisihkan juga maknanya ada yang memahaminya dalam arti segala yang hidup membutuhkan air atau pemeliharaan kehidupn segala sesuatu adalah dengan air, atau kami jadikan dari cairan yang memancar dari shulbi (sperma) segala yang hidup yakni dari jenis binatang.
            Para pengarang tafsir al-muntahab berkomentar  bahwa ayat ini telah dibuktikan kebenarannya mellalui penemuan benih dari satu cabang pengetahuan. Sitologi ilmu (tentang susunan dan fungsi sel) misalnya, menanyatakan bahwa air adalah komponen terpenting dalam pembentukan sel yang merupakan kesatuan bangunan pada makhluk hidup baik heman maupun tumbuhan. Sedang biokimia bahwa air adalah ungsur yang sangat penting dalam kehidupan pada setiap interaksi dan perubahan yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Air dapat berfungsi sebagai media, faktor pembantu, bagian dari proses interaksi, atau bahkan hasil dari sebuah proses inter aksi itu sendiri. Sedangkan fisiologi menyatakan bahwa air sangat dibutuhkan agar masing-masing organ dapat befungsi dengan baik. Hilangnya fungsi itu akan berarti kematian.[5]
            Dari keterangan ini dapat pula kita pahami, bahwa al-quran benar-benar merupakan mu’jizat yang besar. Dan kemu’jizatanya tidak hanya terletak pada gaya bahasa dan rangkuman yang indah, melainkan juga pada isi yang terkandung dalam ayat-ayatnya, yang mengungkapkan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang tinggi nilainya.
            Setelah menghidangkan ilmu pengetahuan tentang kejadian alam ini, yaitu langit dan bumi, selanjutnya dalam ayat ini Allah mengajarkan pula suatu prinsip ilmu pengetahuan yang lain, yaitu mengenai kepentingan fungsi air bagi kehidupan semua makhluk yang hidup di alam ini, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Maka allah berfirman: “... dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. Pada masa sekarang ini, tidak ada orang yang akan mengingkari pentingnya air bagi manusia atupun kehidupan disekitar manusia sendiri.
            Manusia dan hewan sanggup bertahan hidup berhari-hari tanpa makan, asalkan ia mendapatkan minum. Akan tetapi ia tak kan dapat hidup tanpa mendapatkan minum beberapa hari saja. Demikian pula halnya tumbuh-tumbuhan. Apabila ia tidak mendapatkan air, maka akar dan daunya akan menjadi kering, dan akhirnya mati sama sekali. Di samping itu, manusia dan hewan, selain memerlukan air untuk hidupnya, ia juga berasal dari air, yang disebut “nutfah”.
            Dengan demikian air adalah merupakan suatu unsur yang sangat vital bagi kejadian dan kehidupan manusia.
            Oleh sebab itu, apabila manusia sudah meyakini pentingnya air bagi kehidupanya, dan meyakini pula bahwa air tersebut adalah salah satu dari nikmat allah SWT, maka tidak adalah alasan bagi manusia untuk tidak beriman kepada allah serta untuk mengingkari nikmat Nya yang tak ternilai harganya.[6]
            Kesimpulan
            Dalam ayat-ayat yang telah disebutkan itu, Allah SWT mengemukakan enam macam bukti alamiyah yang menunjukkan dengan pasti tentang adanya Allah serta kemaha esaan Nya dan kemaha kuasaa Nya, yaitu:
  1. Bahwa langit dan bumi ini dahulunya adalah suatu benda, kemudian allah memecahkannya, dan masing-masing berjalan menurut garis edar tertentu, dan melakukan fungsinya masing-masing dengan baik dan tertib.
  2. Bahwa segala sesuatu yang hidup di alam ini dijadikan Nya dari air, dan dihidupkan Nya dengan bantuan air, sehingga air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan makhluk-makhluk tersebut.

2.Surat Al-Mu’minun ayat 18
2.     $uZø9tRr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# Lä!$tB 9ys)Î/ çm»¨Ys3ór'sù Îû ÇÚöF{$# ( $¯RÎ)ur 4n?tã ¤U$ydsŒ ¾ÏmÎ/ tbrâÏ»s)s9 ÇÊÑÈ
18.  Dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.[7]

Asbabun nuzul ayat
Setelah usaha kami untukmencari asbabun  nuzulnya ayat ini, tidak kami temukan
Arti kata penting
9ys)Î/ (ukuran, suatu ukuran) kadar air yang menurut apa yang dibutuhkan di Bumi jadi tidak kurang atau lebih
Tafsir ayat
Ayat yang lalu menunjukkan betapa besar Kuasa Allah di langit dan begitu banyak anugerah-Nya yang bersumber dari sana, sambil menegaskan bahwa Allahtidak lengah atas ciptaan-Nya. Kini melalui ayat-ayat di atasdisebut agi salah satubukti kekuasaan-Nya sekaligus contoh sederhana dari pemeliharaan dan ketidak lengahan-Nya. Ayat di atas menyatatakan: Dan juga sebagai salah satu bukti kekuasaan, pemeliharaan dan ketidak lengahan Kami, adalah Kami turunkan dari langit yakni awan, air tawar dalam berbagai bentuk, terkadang cair , terkadang berbentuk butir-butires. Dan itu Kamiturunkan menurut kadar yang tepat bagi ciptaan Kami baik manusia, binatang, mupun tumbuh-tumbuhan; lalu untuk memudahkan pemanfaatannya Kami menjadikannya yakni Kami simpan air itu, sbagian menetap tidak lama di permukaan bumi dan sebaian yang lain menetap dengan lama di perut bumi, dan sesungguhnya Kami bersumpah bahwa Kami untuk menghilangkannya sehingga tidak dapat kamu manfaatkan, benar-benar Maha Kuasa. Namun itu kami tidak lakukan karena rahmat dan kasih sayang Kami kepada makhluk kami.
Kata (ذهاب به) dzahabin bihi terambil dari kata (ذهب) dzahaba yang berarti pergi. Sesuatu yang pergi mengesankan hilang atau lenyap, paling tidak dalam pandangan. Huruf  ba’ pada kata bihi di pahami dalam arti menjadikan, sehingga zahabin bihi berarti menjadikannya pergi/ menghilang dan lenyap. Bentuk nakiroh  / idefinite pada kata dzahabin mengandung makna keanekaragaman cara yang dapat di tempuh Allah SWT. untuk melenyapkan air itu. Bisa dengan kemarau yang panjang, bisa dengan meresapkannya jauh ke perut bumi, bisa juga dengan menahan turunya salam waktu yang lama , dan masih banyak cara lain.semua cara tersebut mudah bagi-Nya.
Ayat di atas di komentari oleh sejumlah pakar Mesir yang bekerja sama menyusun Tafsir al-Muntakhab, bahwa ayat ini mengisyaratkan fakta ilmu pengetahuan alam mengenai siklus air pasa bumi. Proses penguapan air laut dan samudraakan membentk awn dan kemudian menurunkan hujan sebagai sumber utama air bersih untuk permukaan bumi, disamping merupakan unsur terpenting bagi kehidupan. Air hujan yang turun di atas permukaan bumiitu kemudian membentuk sungai yang mengalirkan sumber kehidupan ke daerah-daerah kering dan jauh untuk pada akhirnya bermuara di laut secara alami, air itu berputar dari laut ke udara, dari udara ke daratan,dan dari daratan ke laut lagi.dan begitu seterusnya. Akan tetapi, di antara air hujan itu ada yang meresap ke dalam perut bumiuntuk kenudian berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sering kali, air yang meresap itu menetap dan menjadi air tanah yang tersimpan di bawah kulit bumi untuk masa yang sangat panjang, seperti yang terdapat di bawah sahara barat Libyayang oleh beeberapa penelitian mutakhir ditemukan telah berusiacukup lama.  Komponen-kompenen geologis yang menyimpan air itu bisa mengalami perubahan suhu – yang oleh para ahli disebut revolusi geologi – yang dapat membawanya ke tempat-tempat lain yang kering untuk kemudian menyuburkannya.
Ayat ini juga - masih menurut al-Muntakhab – menunjukkan hikmah adanya distribusi air sesuai kadar  yang telah ditentukan oleh Allah Sang Maha Penentu, Yang Maha Bijaksana memberikan manfaat dan mencegah bahaya. Hikmah lain yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa kehendak Allah SWT menuntut tersimpannyasejumlah air di samudra dan lautan yang dapat menjamin keseimbangan suhu di muka bumi danplanet lainnya, agartidak terjadi pertautan yang jauhantara suhu musim panas dan musim dinginyang tidak cocok dengan kehidupan. Selain itu, air hujan yang di turunkandi atas daratan pun telah di tentukan kadarnya, agar tidak terjadi kelebihan yang dapat menutup permukaan bumi, atau kekurangan hingga tidak cukup untu menyirami bagian daratan lain.[8]
Lalu allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbullkan bencana banjir dan tidak sedikit cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukanya. Dan ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu datangnya dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti negeri mesir dengan sungai nilnya yang bersumber di tengah-tengah benua afrika. Dan disamping membawa air yang diperlukan, juga membawa lumpur yang sangat bermanfaat untuk menambah kesuburan. Dan sebagian dari itu kami jadikan menetap dalam bumi untuk mengisi sumur-sumur dan parit-parit yang berfungsi dalam bidang irigasi, dan karena air dalam bumi itu bersentuhan pula dengan lapisan logam-logam dan zat kimia lainya, meyebabkan pula air itu mengandung unsur-unsur kimiawi yang menambah kesuburan tanah, dan bila lewat dilereng gunung-gunung berapi dapat pula menjadi sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, dan dapat dijadikan tempat pemandian air panas sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit kulit dan sebagainya. Semua sumber-sumber kenikmatan penggunaan air itu, jika dimanfaatkan dengan rasa syukur kehadirat allah, niscaya akan lama dapat dinikmati, akan tetapi awas, sesungguhnya kami berkuasa pula untuk menghilangkanya, terutama bila tempat-tempat itu dipakai untuk keperluan perbuatan maksiat.[9]
Kesimpulan
  1. Allah SWT menciptakan diatas bumi tujuh buah langit yang dipakai jalan peredaran planet-planet tertentu dengan peraturan yang tertentu pula.
  2. Allah SWT menurunkan air hujan dari langit dengan kadar yang tertentu, yang sebagianya menetap dalam lapisan bumi dan sebagian besar lagi untuk menyuburkan bumi dengan bermacam-macam buah-buahan, diantaranya, kurma, anggur dan zaitun yang minyaknya sangat bermanfaat.

3.      Surat An-Nahl ayat 65
4.     ª!$#ur tAtRr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $uômr'sù ÏmÎ/ uÚöF{$# y÷èt/ !$pkÌEöqtB 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ZptƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãèyJó¡o ÇÏÎÈ
65.  Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).[10]

            Di dalam ayat-ayat yang lalu Allah SWT menjelaskan balasan yang akan diterima oleh orang-orang mukmin dan siksaan yang akan diterima oleh orang-orang kafir karena mereka telah mengotori  jiwa mereka dengan perbuatan syirik dan tindakan-tindakan mereka yang bertentangan dengan kemuliaan tuhan dan kekuasaan Nya.
            Kemudian dalam ayat-ayat berikut ini Allah SWT menjelaskan tanda-tanda ke Maha Esaan Nya yang ada dalam jagat raya ini dan terdapat dalam seluruh agama-agama yang diturunkan dari langit. Sesudah itu Allah SWT menjelaskan tanda-tanda kebesaran kenabian, hari berbangkit dan hari pembalasan.
Asbabun nuzul ayat
Setelah usaha kami untukmencari asbabun  nuzulnya ayat ini, tidak kami temukan
Arti kata penting
(Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi) denga tumbuh-tumbuhan- y !$pkÌEöqtB÷èt/(sesudah matinya) yang dimaksud sesudah mengalami kekeringan y7Ï9ºsŒ Îû¨bÎ)  (sesungguhnya pda yang demikian itu) dalam hal yang telah disebutkan itu- ptƒUybenar0benar terdapat tanda ) yang menunjukkan adanya hari berbangkit 5 tbqãèyJó¡oQöqs)Ïj9(bagi orang-orang yang mendengarkan ) dengan pendenanran yang dibarengi dengNpemikiran.[11]
Tafsir ayat
Allah berfirman bahwa dia telah menurunkan al-Quran kepada  Muhammad untuk menjadi pedoman bagi orang-orang dan hakim yang memberiputusan dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Al-quranitu merupakanpetunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin yang berpegang teguh kepadanya. Ia memberi kehidupan kembali bagi hati-hati manusia yang sudah beku dan mati, sebagaimana air hujan yang diturunkan oleh Allah dari langit memberi  kehidupan dan kesuburan bagi tanah-tanah yang sudah kering dan gersang.[12]
            (65) Allah SWT mengajak para hamba-Nya untuk memperhatikan dalil-dalil yang menunjukkan kebenaran bahwa Allah SWT itu Maha Esa dan dialah yang berhak dipertuhan dan yang pantas disembah.
            Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa yang berhak disembah ialah yang menurunkan hujan dari langit, yang karenanya tumbuhlah berbagai macam tanam-tanaman di permukaan bumi. Andaikan tidak ada hujan, tentulah bumi itu menjadi kering dan tandus tak mungkin ditumbuhi oleh tanam-tanaman dan rerumputan.
            Hal ini menunjukkan bahwa Allah berkuasa menghidupkan bumi itu dan menyuburkanya setelah tidak ada kemungkinan adanya tanda-tanda kehidupan. Orang-orang yang memperhatikan kejadian itu tentulah akan melihat adanya dalil yang jelas dan tanda yang pasti tentang ke esaan Allah yang maha mengetahui dan maha kuasa. Hal ini hanyalah dapat dilihat oleh orang-orang yang mempunyai akal dan memperhatikan kejadian itu dengan perhatian yang mendalam.
            Di dalam ayat ini disebutkan bahwa turunya hujan dari langit yang dapat menyuburkan bumi sesudah tandus sebagai tanda bagi orang-orang yang mendengarkan tanda-tanda kebenaran. Maksudnya ialah orang yang mau memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda ke esaan tuhan itu adakalanya dengan jalan melakukan penelitian secara langsung atau mendengarkan pengalaman-pengalaman atau hasil penelitian orang lain dan orang itu dapat memahaminya sebaik-baiknya.[13]
            Kesimpulan
  1. Tanda-tanda kekuasaan dan ke esaan allah yang dapat di lihat dari ciptaan-Nya ialah :
a.       Dengan turunya hujan allah SWT berkuasa menumbuhkan berbagai macam tanaman.
b.      Allah berkuasa pula mengeluarkan air susu dari binatang-binatang ternak betina sebagai minuman yang lezat dan berfaedah bagi kesehatan badan.
c.       Dari kurma dan anggur dapat dijadikan berbagai macam makanan dan minuman yang sangat lezat.
d.      Allah berkuasa pula menciptakan madu yang dihasilkan oleh lebah sebagai minuman yang beraneka ragam warnanya dan sebagai obat.

e.       Ayat-ayat lain terkait hujan dan air
f.       óOs9r& ts? ¨br& ©!$# ÓÅe÷ム$\/$ptxž §NèO ß#Ïj9xsム¼çmuZ÷t/ §NèO ¼ã&é#yèøgs $YB%x.â uŽtIsù šXôŠtqø9$# ßlãøƒs ô`ÏB ¾Ï&Î#»n=Åz ãAÍit\ãƒur z`ÏB Ïä!$uK¡¡9$# `ÏB 5A$t7Å_ $pkŽÏù .`ÏB 7Štt/ Ü=ŠÅÁãŠsù ¾ÏmÎ/ `tB âä!$t±o ¼çmèùÎŽóÇtƒur `tã `¨B âä!$t±o ( ߊ%s3tƒ $uZy ¾ÏmÏ%öt/ Ü=ydõtƒ ̍»|Áö/F{$$Î/ ÇÍÌÈ
g.      43.  Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (an-Nur 43)
h.      uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ z`ÏB Ïä!$yJø9$# #ZŽ|³o0 ¼ã&s#yèyfsù $Y7|¡nS #\ôgϹur 3 tb%x.ur y7/u #\ƒÏs% ÇÎÍÈ
i.        54.  Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah[1070] dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (al-Furqan 54)
j.        Îûur ÇÚöF{$# ÓìsÜÏ% ÔNºuÈq»yftGB ×M»¨Zy_ur ô`ÏiB 5=»uZôãr& ×íöyur ×@ŠÏƒwUur ×b#uq÷ZϹ çŽöxîur 5b#uq÷ZϹ 4s+ó¡ç &ä!$yJÎ/ 7Ïnºur ã@ÅeÒxÿçRur $pk|Õ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ Îû È@à2W{$# 4 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqè=É)÷ètƒ ÇÍÈ
k.      4.  Dan di bumi Ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.(Ar-Rakdu 4)














BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

Kesimpulan
1. Darimanakah air dalam jumlah yang sangat besar ini muncul?
Menurut perkiraan ilmuwan, terbentuknya air di bumi terjadi sekitar 2 miliar tahun lalu ketika bumi mulai mengalami proses pendinginan. Sebelumnya bumi berbentuk gas yang kemudian memadat menjadi bentuk cair lalu mulai mengeras dan mendingin. Proses pendinginan secara bertahap telah menyelimuti bumi dengan lapisan awan yang padat, yang mengandung sebagian besar air di planet ini. Untuk jangka waktu yang lama, permukaan bumi masih sangat panas sehingga tetesan air yang jatuh akan segera kembali menjadi uap air. Hal ini membuat tingkat kepadatan awan semakin tinggi sehingga tidak ada sinar matahari yang mampu menembus sampai permukaan bumi. Segera setelah bumi mendingin, hujan mulai turun. Hujan ini adalah hujan yang pertama dan terjadi secara terus-menerus dari siang ke malam, hari ke bulan, bulan ke tahun dan tahun ke abad. Air ini kemudian mengisi basin dan tempat-tempat yang rendah di permukaan bumi hingga akhirnya menjadi lautan.[14]
            Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.
            Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.
            Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.[15]
Demikian paparan terkait hujan dan air, yang dapat kami sampaikan dengan maksut dapat bertambahnya ilmu dan pengetahun terkait hal ini, dan juga tak luput kami  dan khususnya saya sendiri turut memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyaknya kesalahan yang adadalam penyusunan makalh ini.














DAFTAR PUSTAKA
H. Salim bahreisy dan h.said bahreisy.muhtasir tafsir ibnu katsir. Jilid 4. PT bina ilmu. Surabaya1088
Imam jalaludin Al-Mahalliy dan Imam jalaludin As-Suyuti. Terjemah tafsir jalalain.sinar Baru : Bandung.1990

Imam jalaludin Al-Mahalliy dan Imam jalaludin As-Suyuti. Terjemah tafsir jalalain.sinar Baru : Bandung.1990

Software Qur’an in ms Word,2003 aplication
Tafsir al-Misbah.M. Quraishihab.
Tafsir Depag.Al-Quran dan Tafsirnya. Pt dana Bakti wakaf: Yogyakarta.1991
Buku: The Sea around Us by Rachel L. Carson
            Internet: www.nasa.gov,
www.universetoday.com



[1]  Software Qur’an in ms Word,2003 aplication. (yusuf :49 dan an-Nahl :10)

[2]  Software Qur’an in ms Word,2003 aplication. (ar-Radu:4)

[3] Software Qur’an in ms Word,2003 aplication. (al-Ambiya’ 30)
[4] Imam jalaludin Al-Mahalliy dan Imam jalaludin As-Suyuti. Terjemah tafsir jalalain.sinar Baru : Bandung.1990
[5] M. Quraish Shihab.Tafsir al-Misbah.Jakarta: Lentera Hati.2002
[6] Tafsir Depag.Al-Quran dan Tafsirnya. Pt dana Bakti wakaf: Yogyakarta.1991
[7] Software Qur’an in ms Word,2003 aplication. (Surat Al-Mu’minun ayat 18)

[8] Tafsir al-Misbah.M. Quraishihab.
[9] Tafsir Depag.Al-Quran dan Tafsirnya. Pt dana Bakti wakaf: Yogyakarta.1991
[10] Software Qur’an in ms Word,2003 aplication. (Surat An-Nahl ayat 65)
[11] Imam jalaludin Al-Mahalliy dan Imam jalaludin As-Suyuti. Terjemah tafsir jalalain.sinar Baru : Bandung.1990
[12] H. Salim bahreisy dan h.said bahreisy.muhtasir tafsir ibnu katsir. Jilid 4. PT bina ilmu. Surabaya1088
[13] Tafsir Depag.Al-Quran dan Tafsirnya. Pt dana Bakti wakaf: Yogyakarta.1991
[14] Buku: The Sea around Us by Rachel L. Carson
Internet: www.nasa.gov, www.universetoday.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar